Bulan: Oktober 2019

Berjalan Seperti Pahlawan

Emma yang berusia delapan belas tahun sangat setia berbicara tentang Yesus di media sosial, meskipun banyak orang yang mengkritik semangat dan kasihnya kepada Kristus. Beberapa orang mengejek penampilannya. Yang lain menganggapnya bodoh karena imannya kepada Allah. Meskipun ejekan itu sangat menyakiti hati, Emma tetap mengabarkan Injil dengan keberanian dan kasih. Namun, ia sempat tergoda meyakini bahwa identitas dan nilai dirinya ditentukan oleh kritikan orang. Saat itu terjadi, ia meminta Allah menolongnya, berdoa bagi mereka yang memusuhinya, merenungkan Alkitab, dan tetap bertekun dengan keberanian dan keyakinan dari Roh Kudus.

Turun ke Jalan

Para petugas dinas kesehatan kota San Francisco memutuskan untuk turun ke jalan guna menyediakan obat-obatan dan perawatan bagi kaum tunawisma yang kecanduan opium. Program tersebut dimulai sebagai respons atas meningkatnya jumlah tunawisma yang menjadi pecandu. Biasanya, dokterlah yang menunggu pasien datang ke klinik. Dengan program turun ke jalan ini, pasien tidak perlu lagi merogoh kocek untuk membayar ongkos ke klinik atau mengingat-ingat jadwal pemeriksaan dengan dokter.

Benih-Benih Anugerah

Selama hampir empat dekade, seorang pria di India bekerja keras membuat sebuah lahan kosong yang berpasir menjadi hijau kembali. Setelah melihat erosi dan perubahan ekosistem merusak pulau yang ia cintai, ia pun mulai menanam pohon satu demi satu, dari pohon bambu hingga pohon kapas. Sekarang, pohon-pohon hijau dan satwa liar memenuhi lahan seluas 1.300 hektar itu. Namun, pria itu bersikeras bahwa kelahiran kembali wilayah tersebut dari kegersangan bukanlah hasil kerja kerasnya. Ia menyadari betapa luar biasanya cara kerja alam ini sekaligus kagum pada cara angin yang dapat membawa benih-benih ke tanah yang subur. Burung-burung dan hewan-hewan liar ikut berpartisipasi dalam menaburkannya, dan sungai juga berperan dalam membantu berbagai tanaman dan pohon berkembang.

Diikat Menjadi Satu

Seorang teman memberikan tanaman hias koleksinya yang sudah dipeliharanya selama lebih dari empat puluh tahun. Tanaman itu setinggi saya dengan daun-daun besar yang tumbuh dari tiga batang kurus yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, berat daun-daun itu menyebabkan ketiga batangnya tumbuh melengkung ke bawah. Untuk meluruskannya, saya menyangganya dengan pasak yang ditaruh di bawah pot dan meletakkan pot tersebut dekat jendela supaya sinar matahari dapat menarik daun-daun tersebut ke atas dan mengembalikan bentuk tanaman tersebut seperti semula.

Hanya Sentuhan Biasa

Hanya sentuhan biasa, tetapi ternyata itu membawa dampak besar bagi Colin. Ia merasakan ketegangan yang semakin meningkat saat kelompok kecilnya sedang bersiap untuk mengikuti suatu pelayanan sosial di daerah yang dikenal sangat tidak bersahabat kepada orang Kristen. Ketika menceritakan kekhawatirannya tersebut kepada seorang rekannya, rekan ini berhenti sejenak, meletakkan tangannya di bahu Colin, lalu mengucapkan beberapa kalimat yang menguatkan hatinya. Kini Colin mengenang sentuhan biasa itu sebagai titik balik yang mengingatkannya kepada kebenaran sederhana, yaitu bahwa Allah selalu menyertainya.